IDENTIFIKASI PERCEPATAN TANAH MAKSIMUM DI WILAYAH BENGKULU DENGAN METODE KAWASHUMI
Abstract
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
1. Hadi, A. I., Farid, M., Refrizon, R., Harlianto, B., Hudayat, N., & Krisbudianto, M. (2021). Pemetaan Potensi Kerentanan Gempabumi Pada Kota Bengkulu Menggunakan Data Mikrotremor dan Metode Analytical Hierarchy Process. Jurnal Fisika Flux, 18(2), 105–118.
2. Hariyanto, T., Bioresita, F., & Safitri, C. N. (2020). Perhitungan Intensitas Gempa Bumi Berdasarkan Nilai PGA (Peak Ground Acceleration) Menggunakan Data Gempa Bumi Multi-Event (Studi Kasus: Kabupaten Pandeglang, Banten). Geoid, 15(2), 189–195.
3. Lestari, A. D., Suarbawa, K. N., Supardi, I. W., & Pratama, I. P. D. (2022). Analysis Regional Vulnerability of Earthquakes Based on Parameters Fragility Rock Value (B-Value) and Peak Ground Acceleration (PGA) In Bali Province. Buletin Fisika, 23(2), 97–105.
4. Tanjung, N. A. F., Permatasari, I., & Yuniarto, A. H. P. (2021). Analisis Peak Ground Acceleration (PGA) Kota Tegal Menggunakan Metode HVSR (Horizontal to Vertical Spectra Ratio). Jurnal Geosaintek, 7(1), 9–16.
5. Zera, T. (2021). Mapping of Peak Ground Acceleration (PGA) using The Kawashumi Model for Sumatera. Al-Fiziya: Journal of Materials Science, Geophysics, Instrumentation and Theoretical Physics, 4(2), 83–88.
6. Zera, T., Sutrisno, & Budiono, A. (2017). Comparison Among the Three Peak Ground Acceleration Models in Bengkulu Province, Indonesia. IOSR Journal of Applied Geology and Geophysics, 31–36.
7. Hadi, A. I., Suhendra, S., & Efriyadi, E. (2012). Studi analisis parameter gempa Bengkulu berdasarkan data single-station dan multi-station serta pola sebarannya. Berkala Fisika, 13(4), 105–112.
8. Ambarwati, L. (2020). Pemetaan dan analisa pga maksimum gempa bumi pada Provinsi Aceh periode 2012–2017 dengan metode atenuasi. Tesis Fisika, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Kiswiranti, D. (2019). Seismologi (Dasar-Dasar Seismologi dan Apilikasinya). Yogyakarta: Institut Sains dan Teknologi Akprind Yogyakarta.
10. Meitawati, P. M. (2017). Perbandingan Nilai Percepatan Tanah Maksimum Berdasarkan Modifikasi Konstanta Atenuasi dan Data Accelerograph Tahun 2008-2016 pada Stasiun BMKG Lampung. Lampung: Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Universitas Lampung.
11. Priyanto, D. K., Suarbawa, K. N., & Septiadhi, A. (2018). Determination of Empirical Formula Model of Soil Vibration Acceleration of Denpasar Area. Buletin Fisika, 19(1), 23-27.
12. Asna, A. (2017). Pemetaan daerah rawan bencana gempa bumi di wilayah Sulawesi Tenggara berdasarkan nilai percepatan tanah maksimum dengan menggunakan metode Mc Guirre R.K. Tesis Fisika, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
13. Pawirodikromo, W. (2012). Seismologi Teknik dan Rekayasa Kegempaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
14. Harjono, H. (2017). Seismotenik Busur Sunda. Jakarta: LIPI Press.
15. Noor, D. (2007). Geologi Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
16. Salim, R., & Santosa, B. J. (2014). Analisa Pola Bidang Sesar pada Zona Subduksi di Wilayah Selatan Pulau Sumatera dari Event Gempa pada Tahun 2011-2014. Jurnal Sains dan Seni ITS, 3(2), 132-135.
17. Supartoyo. (2007). Kegempaan di Wilayah Bengkulu. Bengkulu: Warta Geologi.
18. Lubis, A. M. (2021). Pemanfaatan Survey GPS Geodetik untuk Pengamatan Deformasi Inter-seismik Setelah Satu Dekade Kejadian Gempa Bumi Bengkulu 2007 (Mw 8.4) di Daerah Bengkulu Bagian Utara. Jurnal Geosains dan Teknologi, 4(1), 1–10.
DOI: http://dx.doi.org/10.31258/jkfi.20.3.237-242
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Indexing by: